Peringatan Hari Santri Nasional (22 Oktober): Sejarah, Makna & Relevansinya

Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional . Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga bentuk pengakuan terhadap kontribusi kaum santri dan pesantren dalam perjuangan bangsa serta pembangunan moral masyarakat Indonesia . Momentum ini juga menjadi pengingat akan semangat jihad, nasionalisme, dan keikhlasan santri yang telah mewarnai sejarah kemerdekaan Indonesia .

Jurnalistik Mamin

10/21/20253 min read

Pendahuluan
Setiap tanggal 22 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional (1). Peringatan ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga bentuk pengakuan terhadap kontribusi kaum santri dan pesantren dalam perjuangan bangsa serta pembangunan moral masyarakat Indonesia (1)(2). Momentum ini juga menjadi pengingat akan semangat jihad, nasionalisme, dan keikhlasan santri yang telah mewarnai sejarah kemerdekaan Indonesia (3).

Arti “Santri” dan Tradisi Pesantren
Asal-Usul Kata “Santri”
Istilah santri memiliki beberapa versi asal-usul. Pertama, menurut sebagian ahli, “santri” berasal dari bahasa Sanskerta “sastri” yang berarti orang yang melek huruf atau pandai membaca kitab (3). Kedua, ada pendapat yang menyebut berasal dari bahasa Jawa “cantrik”, yaitu murid yang mengikuti guru untuk belajar ilmu dan budi pekerti (3). Versi lain juga menjelaskan bahwa dalam bahasa Arab, huruf-huruf س ن ت ر (sin, nun, ta, ro) dapat dimaknai sebagai akronim nilai-nilai spiritual yang harus dimiliki seorang santri (3).

Makna Santri dan Kehidupan Pesantren
Menurut KBBI, santri adalah orang yang mendalami agama Islam dan biasanya tinggal di pesantren untuk menimba ilmu agama serta beribadah (3). Santri dikenal dengan keikhlasan, ketaatan, kesederhanaan, serta semangat mengabdi kepada masyarakat (4). Dalam sejarah perjuangan bangsa, kaum santri memiliki peran besar dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia dan membentuk karakter kebangsaan (5).

Sejarah Penetapan Hari Santri Nasional
Latar Belakang Sejarah
Setelah proklamasi 17 Agustus 1945, bangsa Indonesia menghadapi ancaman kembalinya penjajah dan pasukan sekutu (3). Pada saat itu, KH. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama mengeluarkan Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945, yang menyerukan kepada umat Islam — terutama santri — untuk berjihad mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia (2)(3)(4). Resolusi ini kemudian menjadi tonggak lahirnya semangat juang santri dalam melawan penjajah (1).

Penetapan Resmi oleh Pemerintah
Gagasan untuk menjadikan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri muncul dari kalangan pesantren pada tahun 2014 (1). Melalui berbagai usulan, akhirnya Presiden Joko Widodo menetapkan Hari Santri melalui Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 (1)(2). Tanggal tersebut ditetapkan bukan sebagai hari libur nasional, melainkan hari peringatan nasional untuk menghormati jasa santri (1).

Alasan 22 Oktober Dipilih
Tanggal 22 Oktober dipilih karena bertepatan dengan momentum dikeluarkannya Resolusi Jihad oleh KH. Hasyim Asy’ari pada tahun 1945 (1)(3). Seruan tersebut membakar semangat umat Islam untuk melawan penjajahan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia, sehingga hari ini dianggap sangat bersejarah bagi kalangan pesantren (2).


Makna dan Tujuan Hari Santri Nasional
Peringatan Hari Santri mengandung penghormatan kepada para ulama dan santri yang berjuang mempertahankan NKRI (4)(5). Selain itu, momen ini juga menjadi refleksi untuk meneladani semangat, keikhlasan, dan dedikasi kaum santri dalam menjaga keutuhan bangsa (2)(4). Makna lainnya adalah pengingat bahwa peran santri tidak berhenti di masa lalu, tetapi tetap relevan di tengah tantangan zaman (1)(2).

Tujuan Peringatan
1. Menumbuhkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air (1).
2. Meneguhkan nilai-nilai religius dan moral dalam kehidupan masyarakat (4).
3. Mengembangkan peran pesantren sebagai lembaga pendidikan pembentuk karakter bangsa (2).
4. Mendorong santri berperan aktif dalam pembangunan dan kemajuan bangsa (5).

Relevansi Hari Santri di Era Modern
Di era digital dan globalisasi, nilai-nilai santri masih sangat relevan. Santri kini tidak hanya dikenal sebagai ahli agama, tetapi juga penggerak pendidikan, teknologi, ekonomi, dan sosial (2). Pesantren sebagai lembaga tradisional Islam terus bertransformasi menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan dan karakter bangsa (4). Selain itu, dakwah dan edukasi santri kini juga merambah dunia digital, menjadi bagian penting dalam literasi dan moral masyarakat modern (1)(2).

Penutup
Hari Santri Nasional adalah pengingat bahwa kekuatan bangsa ini banyak lahir dari pesantren dan kaum santri (1). Mereka berjuang dengan keikhlasan, semangat jihad, dan kecintaan pada tanah air (3)(4). Semoga peringatan 22 Oktober tidak hanya menjadi seremonial tahunan, tetapi juga menjadi momentum memperkuat persatuan dan meneladani semangat juang santri di masa kini dan mendatang (2)(5).

Sumber :
(1) Baznas Cianjur – Sejarah Hari Santri Nasional 22 Oktober dan Tujuan Memperingatinya.
(2) BMM – Hari Santri Nasional: Sejarah, Makna, dan Tujuan Memperingatinya.
(3) Tirto.id – Sejarah Santri: Asal Usul Kata Santri dari Bahasa Sanskerta.
(4) Daarut Tauhiid – Mengenal Sejarah dan Makna Hari Santri Nasional.
(5) MTs As-Salafiyah – Sejarah Hari Santri Nasional.