NU, Muhammadiyah dan NWDI Gelar Dialog Tentang Kiprah Maulanasyaikh
Lombok Timur – Dalam rangka memeriahkan HULTAH NWDI ke-90 di Pancor, Lombok Timur, tiga organisasi besar yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) pada hari ini, Sabtu, 6 September 2025, menggelar dialog tentang kiprah Almagfurullah Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, bertempat di IAI Hamzanwadi Pancor.
Jurnalistik Mamin
9/7/20252 min read


Lombok Timur – Dalam rangka memeriahkan HULTAH NWDI ke-90 di Pancor, Lombok Timur, tiga organisasi besar yakni Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) pada hari ini, Sabtu, 6 September 2025, menggelar dialog tentang kiprah Almagfurullah Maulanasyaikh TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, bertempat di IAI Hamzanwadi Pancor.
Adapun dialog tersebut bertajuk "Organisasi Masyarakat Bicara Almagfurullah TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid" dengan narasumber Dr. Falahuddin selaku Ketua PW Muhammadiyah NTB, Prof. Dr. Adi Fadli selaku Sekretaris Syuriah PW NU NTB, dan Prof. TGH. Abdul Fattah selaku Sekretaris PW NWDI NTB.
Para narasumber dalam dialog ini rata-rata menyampaikan kekaguman atas sosok Pahlawan Nasional asal NTB tersebut, dari sudut pandang masing-masing tokoh organisasi, baik dari Muhammadiyah, NU maupun internal NWDI sendiri.
Ketua PW Muhammadiyah NTB, Dr. Falahuddin, menilai sosok Almagfurullah Maulanasyaikh sebagai pendiri NW dan NWDI merupakan seorang yang tafaqhuddin atau istiqamah dalam mentradisikan kajian kitab kuning untuk jamaahnya hingga hari ini.
“Muhammadiyah banyak berguru kepada NU dan kepada NW, banyak belajar apalagi kepada TGB itu saya banyak belajar,” pungkasnya di depan civitas akademik IAI Hamzanwadi Pancor.
Ia juga menyoroti konsistensi tradisi NWDI yang sampai saat ini masih terus diterapkan kepada seluruh jamaahnya, seperti salah satunya sami’na wa ato’na yang menjadi ciri khas jamaah NW maupun NWDI.
“Kami berikan apresiasi kepada Maulanasyaikh, karena sudah membangun dan merajut kebersamaan dalam rangka membangun umat di NTB,” terangnya.
Sementara itu, Prof. Dr. Adi Fadli, Sekretaris Syuriah PW NU NTB, menjelaskan kesaksian dari TGH. Turmuzi Badaruddin, tokoh NU, tentang bagaimana sosok TGKH. Muhammad Zainuddin Abdul Madjid Pancor merupakan salah satu guru beliau.
“Tuan guru bagu pernah berkata kepada saya, bahwa tuan guru pancor adalah guru mustamiq saya, itu kata beliau. Jadi takzim guru kepada murid itu sangat luar biasa,” ungkapnya.
Ia melanjutkan, salah satu yang patut dicontoh dari Tuan Guru Pancor ialah perjuangan beliau dalam menuntut ilmu sampai ke luar negeri. Hal itu, menurutnya, bisa menjadi acuan penting bagi kader-kader NWDI.
“Bayangkan, di saat dulu itu orang-orang pergi menuntut ilmu ke luar negeri itu sangat luar biasa, karena saat ini saja kalau ada orang sekolah ke luar negeri itu luar biasa, apalagi dulu sewaktu belum ada teknologi dan masih masa penjajahan,” tuturnya.
Lebih lanjut, Wakil Rektor I UIN Mataram itu menjelaskan bahwa salah satu kelebihan Tuan Guru Pancor ialah seluruh karya kitab-kitabnya terdokumentasi dengan baik sampai hari ini. Menurutnya, karya-karya tersebut seharusnya menjadi pelajaran wajib bagi madrasah NWDI.
“Pancor mempunyai identitas yang luar biasa, ketika menyebut ‘bismillahi wabihamdihi’ itu sudah kita kenal, pasti orang Pancor,” tandasnya.
Terakhir, Sekretaris PW NWDI NTB, Prof. Abdul Fattah, mengatakan bahwa kesepakatan masyarakat, khususnya di NTB, saat ini menempatkan Maulanasyaikh sebagai tokoh besar. Hal itu dibuktikan dengan gelar Pahlawan Nasional yang disematkan kepadanya sebagai pendiri NW dan NWDI.
“Seorang tokoh hebat pada masanya pasti ada sebab. Salah satu sebab Maulanasyaikh menjadi orang besar ialah bertemu dengan orang-orang besar seperti KH. Hasyim Asy’ari dan KH. Ahmad Dahlan,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan pesan dari Ketum NWDI, Dr. TGB. Muhammad Zainul Majdi, yang selalu menegaskan bahwa NWDI dan NW tidak bisa dipisahkan karena sama-sama diinisiatori oleh Maulanasyaikh.
“TGB pernah menyampaikan, NWDI ini bagian dari sayap bapak Maulanasyaikh, jadi tidak bisa dipisahkan dengan NW. Menjaga agama dan negara tidak boleh dipisah-pisahkan,” tutupnya.
Lokasi: IAI Hamzanwadi Pancor
Pewarta: Febriga